Pages

Senin, 31 Oktober 2011

about us



SILENT -__-"

kenangan



yang sebelah gw namanya mamet anaknya ceu nyai haha

buka bersama ramadhan 2011




sebelah kanan gw namanya Ani, yang sebelah kiri namanya denti,
mereka temen gw waktu SMA dulu, gw masih inget waktu SMA dulu si Ani dapet julukan "miss dollar"
dari anak sekelas, karena kerewelan dia kalo udah mintain uang kas kelas...

ani - arya - iden

ani - arya - iden

ani - arya - iden

dulu kita dikenal dengan sebutan D'macho mungkin
nama tersebut akan menjadi suatu cerita dikala kita bertemu
kembali di kelak nanti

pertama punya temen di bandung langsung gw foto di depan kampus




Selasa, 11 Oktober 2011

cerita pendek dan inspirasi untuk pembuatan vidio klip ROCKET ROCKERS-DIA


ROCKET ROCK SHOW
Suatu masa, di sudut ruang kelas tak bercahaya, terdapat dua insan yang bernama Amar dan Dian. Meraka adalah pasangan setia seperti sang merpati yang tak ingkar dalam satu janji, dan berkhianat ke lain hati.
Disela-sela waktu belajar, merekapun saling mencuri-curi pandang satu sama lainnya.
Amar… Dian… kalianlah pasangan yang selalu membuat iri orang lain dengan percikan kata mesra dengan banyak sentuhan rasa cinta diantara kalian…
Setiap detik, menit, jam, hari, kalian arungi badai yang akan menghalau laju dari kisah cinta kalian, tak ada cemburu, yang ada hanya rindu, tak ada curiga yang ada hanya cinta…
Cat air, beserta kanvas pun sudah tidak sanggup lagi untuk melukiskan seberapa banyak nan indah kenangan yang telah kalian lewati bersama…
Sering orang bilang, kalian lah kaula muda yang sedang dilanda cinta monyet dan asmara palsu…
Tetapi kata “cinta sejati tak kenal siapa” telah menguatkan rusuk cinta kalian untuk menyangkal pernyataan yang telah di hujamkan orang lain kepada kalian…
Hingga tiba saatnya pelepasan dan wisuda yang sudah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru sekolah akan datang. Sebelumnya…. Ya… corat-coret baju sekolah tentunya, yang menjadi tradisi kedua setiap siswa yang telah berhasil melewati detik-detik terakhir di bangku sekolah…
Selagi kalian (Amar dan Dian) saling mencoret-coret seragam yang dikenakan kalian, kalian juga saling mengukir nama kalian di sebuah pohon besar dengan dilingkari lambing hati tertusuk panah, dan janji setia yang mungkin menjadi kata indah yang terakhir…
Air mata pun tidak cukup untuk menggambarkan ketidak inginan kalian untuk berpisah karena setelah perpisahan ini, Dian akan pergi keluar kota dan hidup bersama ayah nya yang kebetulan juga mempunyai pekerjaan di luar kota… dan Dian beserta keluarganya telah sepakat untuk pindah rumah ke luar  kota setelah Dian lulus SMA, dan sekarang lah waktunya…
Hingga tiba waktunya perpisahan itu benar terjadi, tanpa sepengetahuan dari Amar, Dian bersama keluarganya telah meninggalkan kota yang mereka tinggali dulu.
Rasa kecewa pun sempat terlintas dari hati Amar yang telah di tinggalkan seorang kekasih yang dulu ia dambakan.
Satu bulan terlewati, dan tiba dimana Dian mengirimkan sebuah surat untuk Amar. Dengan penuh rasa rindu, Dian mengungkapkan kesedihan karena kerinduan nya kepada Amar di dalam surat itu. Amar pun membacanya dengan hati yang bimbang, serasa ingin menyusulnya ke kota yang sekarang Dian tinggali. Sayangnya itu semua hanya menyisakan khayalan semata untuk dirinya (Amar).
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, tiga bulanpun terlewati oleh Amar yang masih dan selalu mendambakan sosok bidadari kecil seperti Dian kekasihnya. Dalam tiga bulan terpisahnya Amar beserta Dian mereka tiada hentinya saling mengirim dan membalas surat yang mewakili perasaan mereka.
Tak terasa enam bulan pun terlewati, tak seperti biasanya, mereka saling mengirimkan surat, dalam tiga bulan terakhir ini, mereka lost contact, Amar, yang tak pernah lelah mengirimkan surat kepadanya (Dian) pun selalu menyisakan tanda tanya besar, kenapa setelah tiga bulan terakhir ini surat yang ia kirim tak pernah mendapat jawaban seperti biasanya. Amar pun mencoba untuk mengerti meski rasa curiga terus menghampirinya. Hingga suatu saatpun tiba, tepatnya setelah tiga bulan lamanya Dian tidak membalas surat dari Amar kekasihnya, 
dimana Dian mengirimkan surat kepada Amar, yang berisi bahwa Dian akan menikah seminggu yang akan dating, bersama lelaki pilihan ayahnya. Amarpun tersentak kaget dan tidak percaya wanita yang selama ini dia puja dan ia nanti kedatangannya kembali, tega melakukan hal seperti itu kepadanya. Rasa kecewa pun mulai menyelimuti diri amar, air mata, bimbang, dan kecewa yang sekarang menghantui diri Amar yang telah amat sangat kecewa kepada Dian yang dulu menjadi bidadari kecil di hatinya.
Suatu hari, Amar menuliskan sebuah puisi untuk dirinya sendiri, yang dimana puisi itu berisi tentang betapa merasa kehilangannya Amar kepada bidadari kecilnya Dian, dan puisi itu pun berjudul “DIA”…
Dan setelah Amar menuliskan puisinya di atas sebuah kertas, setelah itu, Amarpun memasukkan kertas yang berisi puisi tersebut kedalam sebuah botol, dan dia meghanyutkannya ke sebuah aliran sungai yang tidak jauh dari rumah nya, dengan niat, ingin melupakan bidadari kecilnya yang telah pergi dan lebih memilih bersama orang lain.



DIA
TAK PERNAH ADA JALAN KELUAR DISAAT KITA BERBEDA PENDAPAT…
JALAN UNTUKKU TEMUI DAN KINI DIA PUN PERGI MENGHILANG…
 DISAAT AKU AKAN MENCOBA UNTUK LEBIH SALING MENGERTI…
 TAKKAN ADA YANG LAINNYA…
 TAKKAN MUNGKIN TERGANTIKAN…
 TAKKAN ADA YANG SEPERTINYA…
DIA T’LAH BERUBAH, TAK SEPERTI DULU, MENEMANIKU DAN TAK ADA LAGI, SENYUMNYA…
TAK PERNAH ADA JALAN KELUAR DISAAT KITA AKAN MENCOBA UNTUK LEBIH SALING MENGERTI…
TAKKAN ADA YANG LAINNYA, TAKKAN MUNGKIN TERGANTIKAN, TAKKAN ADA, YANG SEPERTINYA…
DAN DIA T’LAH BERUBAH TAK SEPERTI DULU, MENEMANIKU DAN TAK ADA LAGI SENYUMNYA…
DIA TLAH BERUBAH TAK SEPERTI DULU MENEMANIKU DAN TAK ADA LAGI CANDANYA….
TAKKAN ADA YANG LAINNYA…
TAKKAN MUNGKIN TERGANTIKAN….
TAKKAN ADA YANG SEPERTINYA…

Salam rindu ;
Amar Ramadhan, Bandung 07 juni 2005